Title : Déjá Vu |Cast : Tanimura Yuka (OC), Aditya Raymond (OC), Akatsuki Tetsuya (OC) |Genre : Schoollife,Romance |Rating : T |Length : Oneshoot
|Author : SSAL|
.
.
Ini adalah ceritaku. Apa ceritamu /wht.
No plagiarsm.
Typo is art :v
Happy Reading^_~
*******
Cinta bukan seperti bunga sakura yang gugur lalu bersemi mengikuti musim. Cinta itu seperti kisah Hachiko yang setia menanti walau musim berganti, bulan terlewati, bahkan sampai tahun demi tahun terlampaui. Walau tak pasti, tapi cinta itu memang pantas untuk dinanti.
*******
“Watashi wa okurete iru” (Aku terlambat)
Gadis bermata sipit dengan iris mata cokelat hazel itu berlari sekuat tenaga memasuki kelasnya. Dia sedang berkejaran dengan waktu, berharap tak terlambat mengikuti kelas pertama. Hari ini sedang tak bersahabat baginya akibat bus yang biasa ia tumpangi ke sekolah mundur sepuluh menit dari jadwal. Rambut panjangnya yang sedikit kemerahan sedikit berantakan akibat tertiup angin ketika berlari dan tak sempat ia rapikan.
“Hosh…. hosh…. hosh….” Ia mengatur napas begitu sampai di depan kelasnya.
Beruntung Guru Hamato yang mengajar mata pelajaran pertama belum hadir. Ia menghela napas lega kemudian menuju tempatnya duduk di dekat jendela yang menghadap lapangan basket sekolah. Gadis bernama Tanimura Yuka tersebut sengaja memilih tempat strategis itu untuk mencuci mata dengan pemandangan dari para senpai pria yang kadang bermain basket di lapangan tersebut.
“Auww…,” Tanimura mengerang karena seseorang menyentil jidatnya dengan jari.
Kontan saja Tanimura berang dan memelototi si pelaku.
“Anata wa kurutte iru?!(Kau gila?!) Kenapa kau selalu menggangguku?” sergah Tanimura kesal pada Aditya Raymond,teman sekelas blasteran Inggris-Indonesia yang memang selalu menjahili dirinya setiap saat.
Adit,pria yang termasuk kategori tampan tersebur menyunggingkan senyuman miring yang menjadi ciri khasnya.
“lie (tidak). Tapi mengganggumu sangat menyenangkan, Tanimura-san”
Tanimura mendengus kesal mendengar alasan aneh yang diucapkan Adit. Sejak masuk sekolah ini, Adit seperti hantu Sadako yang menghantui dirinya di mana pun berada. Lebih menyedihkan lagi karena mereka bertetangga, rumah keduanya bersebelahan dan sudah pasti tiada hari bagi Adit tanpa menjahili Tanimura.
“Terserah kau sajalah, Fungai suru!(Menyebalkan!)” sungut Tanimura
Adit memutar kursi di depan tempat duduk Tanimura dan menatap intens gadis di hadapannya. “Kenapa kau terlambat?”
“Bukan urusanmu.”
Adit berdecak kesal karena Tanimura selalu ketus padanya, walau dia berusaha berbicara dengan intonasi bersahabat. Walau bertetangga, Adit tak pernah menggunakan bus seperti Tanimura, dia lebih suka mengendarai Yamaha sport biru miliknya. Ketika hendak mengkonfrontasi Tanimura, sayangnya Guru Hamato memasuki kelas. Mau tak mau Adit kembali ke tempat duduknya dan Tanimura menjulurkan lidah, mengejek penuh kemenangan pada Adit.
“Ohayo gozaimasu”
“Ohayo gozaimasu, Sensei” koor seisi kelas serempak
“Masuklah!” perintah Guru Hamato pada seseorang di luar kelas.
Sosok tersebut memasuki kelas dan berhasil membuat semua murid wanita berdecak kagum silau oleh ketampanannya yang mirip dengan tokoh utama Detective Conan, Shinichi Kudo. Pria yang mengenakan pakaian seragam tersebut memiliki tubuh yang tinggi dan tegap, rambut yang sangat mirip dengan Shinichi Kudo dan wajah yang memikat.
“Perkenalkan dirimu, Akatsuki-san!”
Lelaki yang ternyata bernama Akatsuki tersebut mengangguk patuh pada Guru Hamato kemudian berdiri menghadap murid yang lain. Akatsuki membungkukan badan sebagai tanda memberi salam secara formal pada penghuni kelas tersebut.
“Selamat pagi, semuanya. Namaku Akatsuki Tetsuya. Mulai hari ini saya akan menjadi teman sekelas kalian. Mohon bimbinganya, terima kasih”
“Baiklah, cukup Akatsuki-san, sekarang silakan kau duduk di kursi ujung. Di belakang Tanimura-san.”
Guru Hamato menunjuk ke kursi kosong tepat di belakang Tanimura, mebuat gadis yang semenjak tadi turut mengagumi kesempurnaan rupa Akatsuki sedikit salah tingkah ketika si pria berjalan melewati dirinya sambil tersenyum. Tanimura begitu terpesona oleh si murid baru itu.
*******
Bunga sakura berguguran ketika musim semi berlalu, namun penantian akan seseorang tak lantas berakhir seiring waktu.
Tanimura duduk bersandar di kursi panjang yang terletak di salah satu sudut Taman Ueno ini. Dia menadahkan tangan ke atas, mencoba menangkap kelopak Sakura yang berguguran. Sekarang adalah musim gugur dan Taman Ueno adalah salah satu tempat terindah menikmati keindahan sakura, baik yang tengah berguguran maupun ketika berbunga saat musim semi tiba. Semburat kemerahan dari matahari terbenam menambah eksotisnya senja di mata Tanimura.
“Bodoh! Aku masih terus menanti di sini untuk seseorang yang bahkan tak pernah aku ketahui namanya,” gumamnya miris.
Tanimura memang selalu menghabiskan senja sepulang sekolah di tempat ini sejak duduk di kelas 5 SD. Dia menunggu seseorang, lebih tepatnya bocah lelaki yang pernah ditemuinya di tempat itu tepat di musim gugur lima tahun yang lalu. Saat itu mereka berjanji bertemu kembali esok hari, tapi si bocah lelaki taak pernah muncul. Malangnya Tanimura tak mengetahui nama ataupun alamat bocah itu. Seperti orang bodoh,Tanimura masih menunggu bocah lelaki itu karena dia terlanjur jatuh cinta pada pandangan pertama walau keduanya saat itu hanya memandang matahari terbenam bersama. Tak masuk akal memang menjadikan bocah tak dikenal itu sebagi cint pertmanya, tapi bagi Tanimura cinta memang tak bisa diurai dengan logika.
Lima tahun berlalu, Tanimura masih berharap cinta pertamanya tersebut menampakan diri sekali lagi. Demi keajaiban itu, Tanimura rela setiap hari menanti sepulang sekolah di tempat ini.
“Aku yakin suatu hari nanti kau pasti kembali. Tanimura, ganbatte!” Tanimura mengepalkan tangan ke atas, member semangat dirinya sendiri.
“Konbawa,Tanimura-san.” Seseorang menyapa Tanimura dan duduk di samping gadis itu.
Yumiko mengucek kedua matanya memastikan penglihatannya tidak bermasalah. Dia terkejut mendapati Akatsuki kini duduk di sampingnya. “A…Akatsuki-san?”
“Kau seperti melihat hantu, Tanimura-san.” Ledek Akatsuki membuat Tanimura sedikit salah tingkah.
Yumiko terdiam, ia bagai terserang déjà vu (Pr:perasaan seolah telah mengalami kejadian yang sama sebelumnya), memori saat ia bertemu pertama kali dengan si bocah tak dikenal terputar kembali. Lima tahun lalu, di taman ini, di kursi panjang ini pulalah Tanimura dan bocah itu bertemu. Ia merasa menemukan sesuatu yang dicarinya lima tahun terakhir.
“Akatsuki-san… apakah kau pernah kemari sebelumnya?” tanya Tanimura
Akatsuki menatap Tanimura. “Aku tak terlalu ingat, tapi kalau tidak salah aku terakhir kemari lima tahun lalu saat aku akan pindah ke Osaka”
Kedua bola mata Tanimura tampak berbinar mendengar penuturan Akatsuki. Ia tak meragukan lagi jika Akatsuki-lah bocah lima tahun lalu tersebut. Tanimura tak bisa mengendalikan dan memeluk erat tubuh Akatsuki.
“Akhirnya kau muncul kembali. Arigato… untuk kembali dan menepati janjimu.”
“Apa maksudmu Tanimura-san?” tanya Akatsuki kebingungan karena Tanimura mendekap tubuhnya tiba-tiba.
Tanimura melepaskan pelukannya pada Akatsuki, “Kau tak ingat? Ah,benar… sepetinya kau melupakan janjimu. Tapi taka pa, cukup dengan kau kembali sudah membuatku senang.”
Akatsuki masih memikirkan maksud perkataan Tanimura. Tapi dia tak berkata apapun lagi karena tak mau merusak suasana hati Tanimura yang terlihat begitu senang. Dalam diam, Akatsuki berusaha mengingat kejadian yang mungkin terlewatkan dalam kenangannya lima tahun lalu.
Mereka tak menyadari jika seseorang tengah menatap nanar kejadian tersebut, Adit. Pria itu meninju pohon sakura di dekatnya, melampiaskan cemburu yang menggerogoti hatinya. Adit memang mencintai Tanimura dan semua kejahilan yang ia perbuat tak lebih untuk menarik perhatian gadis itu. Sayang, sepertinya perasaan itu bertolak sebelah tangan.
*******
Shinichi Kudo berkata tak ada kejahatan yang tak memiliki celah untuk terungkap. Berjalan lurus dengan cinta yang terpendam, satu hari akan tiba saat cinta itu harus diungkapkan. Karena cinta bukan untuk disimpan, tapi ditunjukkan.
Tanimura dan Akatsuki bergandengan tanga memasuki kelas. Akatsuki rupanya memang menyukai Tanimura. Adit yang berada di kursinya menatap tajam pasangan tersebut, tangannya mengepal. Ia merasa hatinya dihunjam ribuan pisau tajam. Ia berdiri dan menghampiri keduanya, menarik paksa lengan Tanimura.
“Ikut aku!” sentak Adit kasar pada Tanimura.
Terang saja Tanimura meronta, “lie. Ada apa denganmu,huh?”
Adit tidak menjawab dan tetap memaksa Tanimura mengikutinya. Akatsuki menghempaskan tangan Adit yang mencengkeram lengan Tanimura.
Adit mendengus kesal karena sikap Akatsuki. “Musim gugur, di bawah temaram senja, kelopak sakura sebagai saksinya, lima tahun lalu kita bertemu”
Tanimura terperangah mendengar penuturan Adit. “Ka… kau… kau….”
“Jadi sekarang kau mau ikut denganku atau tidak, huh?” desak Adit pada Tanimura
Seolah terhipnotis, Tanimura menurut dan mengikuti Adit. Akatsuki meneriakkan namanya, tapi terdengar bagai angin lalu untuk Tanimura. Gadis itu membonceng Adit yan menaiki motor kesayangannya. Motor itu perlahan meninggalkan area sekolah dan sudah bisa dipastikan hari ini mereka membolos. Jalanan Tokyo yang cukup padat itu terlewati oleh keduanya menuju tempat yang tak asing, Taman Ueno.
Sesampai di taman sakura tersebut, Adit menggandeng tangan Tanimura dan duduk di kursi panjang favoritnya. Mereka bertukar pandang.
“Dasar gadis bodoh! Bisa sekali kau salah mengenali orang! Akulah bocah kecil yang lima tahun lalu kau temui di tempat ini,” gerutu Adit
Tanimura mengerucutkan bibir merajuk, “Mana aku tau, huh? Kalau kau tau gadis itu aku, kenapa kau tak mengatakan apa pun dan justru setiap hari menggangguku? Kau membuatku seperti orang bodoh menunggumu bertahun-tahun disini. Aku bahkan tak tau namamu saat itu.”
Adit mendesah pelan lalu menyingsingkan celana seragamny. Terlihat bekas luka yang cukup besar disana. “Hari itu, sepulang dari taman ini aku mengalami kecelakaan yang cukup fatal. Aku hamper divonis cacat permanen dan tak mungkin bisa berjalan kembali. Aku putus asa dan selama bertahun-tahun duduk di kursi roda. Selama itu, aku selalu datang kemari dan tahu kau pun berada disini, menungguku. Tapi aku tak memiliki keberanian untuk menemuimu, aku takut kau tak bisa menerima kecacatanku. Sampai akhirnya aku memutuskan menjalani terapi di Inggris dan aku bisa kembali berjalan.”
Tanimura menyimak dengan baik cerita Adit. Si lelaki itu mengambil jeda untuk mengatur napasnya yang mulai memburu.
“Setiba kembali ke Jepang, aku langsung kemari, berharap kau masih menungguku. Saat melihatmu ketika itu, aku berniat menghampirimu, tapi aku urung melakukan itu. Aku tak yakin kau mau memaafkan aku karena hampir empat tahun membuatmu menunggu. Itulah sebabnya aku tetap bersembunyi dan memilih mendekatimu dengan caraku mengganggumu selama ini. Kukira perlahan kau akan menyukaiku, tapi kau justru salah mengenali orang. Gadis bodoh!”
Tanimura pun mendaratkan jitakan di kepala Adit tak terima terus menerus dikatakan bodoh. “Kau yang bodoh, sudah tahu aku terus menantimu, tapi kau tak mau jujur. Merepotkan!”
“Tapi kau menyukaiku, kan? Buktinya kau menungguku lima tahun di tempat ini.”
Penolakan Tanimura terbantahkan ketika Adit mencium lembut keningnya. “Boku wa anata o aishiteru (aku mencintaimu), Tanimura-san. Maaf tak mengakui ini lebih cepat, dan terima kasih kau mau menungguku selama ini.”
Tanimura tersenyum, “Aku lebih berterima kasih padamu karena menepati janjimu.”
Déjá vu itu terulang kembali dengan orang yang tepat. Seperti hari ini, lima tahun lalu mereka juga bersama.
“Kau akan kembali besok bukan?” tanya Tanimura kecil pada Adit kecil
Adit kecil mengangguk “Hai (ya). Jaa,mata! (Sampai jumpa)”
Adit kecil melambai pada Tanimura sambil berlalu dan mulai menghilang dari jangkauan pandang gadis kecil itu.
Kini janji itu telah terpenuhi dan keduanya telah bertemu kembali setelah penantian panjang penuh liku yang terlewati selama lima tahun ini.
Saigo no kisu wa tabako no flavor ga ashita
Nigakute setsunai kaori
Ashita no imagoro ni wa
Anata wa doko ni irundarou
You are always gonna be my love
Itsuka darekato mata koi ni ochitemo
I’ll remember to love you taught me how
You are always gonna be the one
Ima wa mada kanashii love song
Atarashi uta utaeru made.[]
(“First Love”oleh Utada Hikaru)
*******
Present by ssal